Suku Ambon, yang juga dikenal sebagai Maluku Selatan, adalah sebuah kelompok etnis Indonesia dari campuran Austronesia-Papua. Mereka kebanyakan menganut Kristen atau Islam. Suku Ambon berasal dari Pulau Ambon, Maluku, sebuah kepulauan di sebelah selatan Sulawesi dan sebelah utara Timor di Indonesia. Bahasa umum di pulau tersebut adalahMelayu Ambon, yang juga disebut bahasa Ambon. Bahasa tersebut berkembang menjadi bahasa perdagangan di tengah Maluku, dan dipakai di tempat lainnya di Maluku sebagai bahasa kedua.
Suku Ambon atau Orang Ambon menjadi salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia, mereka tersebar ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Suku Ambon juga terkenal akan eksotisme kebudayaannya. Hal ini dapat tercermin dari keragaman keseniannya dan hal-hal lainnya yang memperkaya keunikan mereka di mata dunia.
Wanita Ambon sedang memperlihatkan sebuah tarian pada Hari Ratu, 1921.
| |
Total populasi | |
---|---|
354,000[1] | |
Kawasan dengan populasi yang signifikan | |
Indonesia Pulau Ambon (304,000)[2] Belanda (50,000)[3] | |
Bahasa | |
bahasa-bahasa Melayu-Polinesia, terutama Melayu Ambon | |
Agama | |
Kristen (umumnya), Islam | |
Kelompok etnis terkait | |
Melanesia, Maluku |
Kebudayaan Suku Ambon ~ Ambon merupakan sebuah suku yang berada di sebagian besar kepulauan Maluku yang mencakup pulau Maluku itu sendiri dan sekitarnya. Sementara itu, penamaan Maluku diadopsi dari bahasa Arab, yaitu al-Muluk. Penamaan ini dikarenakan yang membuat peta daerah Maluku dahulu kala adalah sarjana geografi dari Arab, tetapi setelah masa pemerintahan kolonial Belanda, diubahnya menjadi Maluku. Baca juga Sejarah Suku Ambon
Suku Ambon atau Orang Ambon menjadi salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia, mereka tersebar ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Suku Ambon juga terkenal akan eksotisme kebudayaannya. Hal ini dapat tercermin dari keragaman keseniannya dan hal-hal lainnya yang memperkaya keunikan mereka di mata dunia.
Rumah Adat Suku Ambon
Rumah adat Suku Ambon dinamakan Baileo, dipakai untuk tempat pertemuan, musyawarah dan upacara adat yang disebut seniri negeri. Rumah tersebut merupakan panggung dan dikelilingi oleh serambi. ATapnya besar dan tinggi terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya dari tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba.
Pakaian Adat Suku Ambon
Prianya memakai pakaian adat berupa setelan jas berwarna merah dan hitam, baju dalam yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju cele, semacam kebaya pendek, dan berkanji yang disuji. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.
Tarian Suku Ambon
Tarian Bambu Gila merupakan tarian paling terkenal dari orang Ambon. Tarian ini juga dikenal dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Untuk memulai pertunjukan ini sang pawang membakar kemenyan di dalam tempurung kelapa sambil membaca mantra dalam ‘bahasa tanah’ yang merupakan salah satu bahasa tradisional Ambon. Kemudian asap kemenyan dihembuskan pada batang bambu yang akan digunakan. Jika menggunakan jahe maka itu dikunyah oleh pawang sambil membacakan mantra lalu disemburkan ke bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini untuk memanggil roh para leluhur sehingga memberikan kekuatan mistis kepada bambu tersebut. Roh-roh inilah yang membuat batang bambu seakan-akan menggila atau terguncang-guncang dan semakin lama semakin kencang serta sulit untuk dikendalikan.
Makanan Khas Suku Ambon
Belum lengkap makan tanpa Papeda, begitulah kata orang-orang ambon, makanan yang berasal dari sagu mentah ini bernama Papeda, papeda biasanya dimakan dengan ikan kuah kuning, jangan tanya rasanya, kalau kata orang ambon “Paleng Sadap Seng Ada Lawang” yang artinya sangat enak dan tidak ada tandinganya. Papeda merupakan makanan Tradisional Ambon. Makanan ini sudah menjadi turun temurun bagi anak cucu orang ambon, orang ambon biasanya sebelum makan nasi terlebih dahulu memakan papeda, selanjutnya baru makan nasi.
Agama dan Kepercayaan Suku Ambon
Sekarang orang Ambon sudah memeluk agama Islam atau Kristen. Jumlah pemeluk agama Islam sedikit lebih banyak, dan mereka umumnya lebih terampil dalam bidang perdagangan dan ekonomi umumnya. Sedangkan orang Ambon pemeluk agama Kristen lebih banyak memilih pekerjaan sebagai pegawai negeri, guru, dan tentara. Namun kehidupannya sehari-hari mereka masih menjalankan kegiatan adat tertentu dari kebudayaan lama, dan menjadi salah satu identitas kesukubangsaan yang menonjol, seperti mengadakan upacara Nae Baileu atau upacara Cuci Negeri yang merupakan warisan kepercayaan nenek moyang mereka. Dalam menangani masalah kematian dan pelaksanaan upacaranya mereka selesaikan lewat kesatuan sosial adat yang disebut mubabet.
0 komentar:
Post a Comment